Jumat, 29 Mei 2015

Krida Pioneer

MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT
STAF UMUM TERITORIAL
 




BUKU PANDUAN
SYARAT  KECAKAPAN  KHUSUS

SAKA WIRA KARTIKA

KRIDA PIONEER


 SKK TALI TEMALI

a.         Target Kecakapan untuk masing-masing golongan Pramuka.    

1)         Pramuka Siaga.  ( Tidak diadakan).

2)         Pramuka Penggalang.

a)         Mengerti dan dapat membuat minimal 2 (dua) Simpul.
b)         Mengerti dan dapat membuat minimal  2 (dua ) Jerat.
c)         Mengerti dan dapat membuat minimal 2 (dua) Ikatan.

3)         Pramuka penegak.

a)         Memahami dan mampu membuat minimal 4 (empat) Simpul.
b)         Memahami dan mampu membuat minimal  4 (empat) Jerat.
c)         Memahami dan mampu membuat minimal 4 (empat) Ikatan.
d)         Telah melatih sekurang-kurangnya seorang Pramuka Penggalang sehingga memperoleh TKK Tali Temali.

4)         Pramuka Pandega.

a)         Menguasai dan mahir  membuat minimal 10 (sepuluh) Simpul.
b)         Menguasai dan mahir membuat minimal  14  (empat belas ) Jerat.
c)         Menguasai dan mahir membuat minimal 7 (tujuh) Ikatan.
d)         Telah melatih sekurang-kurangnya 2 (dua) orang Pramuka Penggalang dan 2 (dua) orang Pramuka Penegak sehingga memperoleh TKK Tali Temali.

b.         Pokok Bahasan. 

            1)         Simpul.

a)         Simpul hidup, digunakan untuk menyambung tali yang sama besarnya dan cara membuatnya sebagai berikut :

(1)       Buat simpul biasa pada kedua ujung tali.
(2)       Tekuk/lipat kedua ujung simpul, sehingga  ujung simpul sejajar dengan bagian tali yang panjang.


(3)       Tarik kedua tali secara berlawanan, sehingga sambungan menjadi kencang.
 






b)         Simpul hidup dengan sosok, digunakan untuk menyambung tali yang sama besarnya, dengan tujuan agar sambungan tersebut mudah dilepaskan kembali dan cara membuatnya sebagai berikut :

(1)       Buat simpul hidup pada ujung tali.
(2)       Salah satu ujung pendeknya putar ke yang berlawanan sehingga membentuk sosok baru.
(3)       Tarik bagian tali yang panjang berlawanan arah dengan kuat-kuat, sehingga sambungan menjadi kencang.
Gbr. Simpul Hidup dg sosok
 


c)         Simpul tenun/simpul anyam digunakan untuk menyambung tali yang besarnya tidak sama, licin atau basah dan cara membuatnya sebagai berikut :

(1)       Buat sosok pada ujung tali yang besar.
(2)       Melalui sosok tersebut susupkan tali kecil dan putar sehingga melilit sosok dan membentuk mata.
(3)       Tarik kedua ujung tali besar dan kedua ujung tali kecil secara berlawanan.
Gbr. Simpul Tenun/ Anyam
 

d)         Simpul tenun berganda/simpul anyam rangkap digunakan untuk menyambung tali yang tidak sama besarnya, dalam keadaan basah agar sambungan lebih kuat dan cara membuatnya sebagai berikut :


(1)       Buat sosok pada ujung tali yang besar.
(2)       Buat mata pada ujung tali yang kecil, yang dililit sosok tali besar.
(3)       Lilitkan  sekali  lagi  tali  kecil  pada  sosok  tali    besar, sehingga ujung tali kecil membentuk mata.
(4)       Tarik kedua ujung tali secara berlawanan.

Gbr. Simpul Tenun berganda
 


e)         Simpul penarik, digunakan untuk menambatkan benda/hewan pada patok dan cara membuatnya sebagai berikut :

(1)       Buat simpul biasa di tengah-tengah tali.
(2)       Tarik lingkaran tengah simpul melalui sela-sela kaki simpul.
(3)       Masukkan sosok dari hasil tarikan simpul tersebut pada patok yang telah disiapkan.
(4)       Tarik kedua ujung tali sehingga simpul menjadi kuat kencang.
 











f)          Simpul kelapa, digunakan untuk menyambung tali, yang sama besar agar sambungan lebih kuat dan cara  membuatnya sebagai berikut :

(1)       Buat mata pada salah satu ujung tali yang akan disambung.
(2)       Buat mata satu lagi pada ujung tali yang lain, dengan jalan menyusupkan melalui sela-sela mata pada tali yang pertama secara bersilangan.



(3)       Tarik kedua ujung tali secara berlawanan.
Gbr. Simpul Kelapa
 

g)         Simpul kursi, digunakan untuk mengangkut orang sakit dan cara membuatnya sebagai berikut :

(1)       Buat dua buah mata di tengah-tengah tali yang sejajar.
(2)       Geser mata dengan jalan menganyamnya.
(3)       Buat sosok yang besar dari kedua mata yang telah dianyam tersebut.
(4)       Dari kedua ujung tali masing-masing buat mata yang melilit sosok yang baru dibuat.


 
















h)         Simpul Aceh, digunakan untuk membawa atau mengikat tawanan dan cara membuatnya sebagai berikut :

(1)       Buat dua buah mata di tengah-tengah tali yang sejajar.
(2)       Geserkan kedua mata dengan cara menganyam.
(3)       Buat sosok yang besar dari kedua mata yang dianyam, masukkan ke bahu kanan atau bahu kiri tawanan.


(4)       Tarik kedua ujung tali sehingga simpul mengikat dengan ketat pada bahu tawanan.
 














i)          Simpul mati, digunakan untuk mengakhiri suatu ikatan dan cara membuatnya sebagai berikut :

(1)       Buat simpul pada tali.
(2)       Dengan kedua kaki simpul buat simpul baru.
(3)       Tarik kedua kaki simpul sehingga simpul kuat.



j)          Simpul mata, dengan sosok, digunakan untuk memperkuat ikatan dan cara membuatnya sebagai berikut :

(1)       Buat sosok pada ujung tali.
(2)       Buat mata pada ujung tali yang pendek.
(3)       Belitkan kaki mata pada bagian tali yang panjang dan susupkan melalui mata.
(4)       Belitkan sekali lagi kaki mata pada kaki sosok dan susupkan ke mata lagi.
(5)       Tarik bagian tali yang panjang dan tahan pada sosok sehingga simpul menjadi kuat.


Gbr. Simpul Mata
 

2)         Bentuk jerat.

a)         Jerat rangkap, digunakan untuk membuat tangga dari tali, mencabut patok dan cara membuatnya sebagai berikut :

(1)       Buat mata yang sedang di tengah tali.
(2)       Putarkan mata sehingga berhimpit dan kedudukan kedua ujung tali di antara kedua mata.
(3)       Masukkan kedua mata pada balok.
(4)       Tarik kedua ujung tali secara berlawanan.

Gbr. Jerat Rangkap
 

b)         Jerat tukang kayu, digunakan untuk ikat permulaan pada balok dan cara membuatnya sebagai berikut :
                                  
(1)       Buat mata pada ujung tali yang melingkar balok, lipat ujung tali pendek melingkar pada tali panjang, lilitkan ujung tali tersebut pada mata secara berulang-ulang.
(2)       Tarik ujung yang panjang sehingga jerat dengan kuat mengikat pada balok.

Gbr. Jerat Tukang Kayu
 





c)         Jerat memperpendek tali, digunakan untuk memperpendek tali yang terlalu panjang dan cara membuatnya sebagai berikut :

(1)       Buat dua buah sosok secara berurutan di tengah-tengah tali.
(2)       Dari masing-masing ujung tali, buat mata yang membelit pada sosok yang telah dibuat tersebut.
(3)       Tarik kedua ujung tali sehingga kencang.
 









d)         Jerat rangkap berganda, digunakan untuk mengikatkan tali pada balok dan cara membuatnya sebagai berikut :

(1)       Buat dua belitan pada balok.
(2)       Buat belitan sekali lagi pada tali pendek di sisi tali yang panjang.
(3)       Tarik ujung tali yang pendek dan ujung tali yang panjang.
 









e)         Jerat mata kait, digunakan untuk mengangkat benda dengan bantuan katrol dan cara membuatnya sebagai berikut :

(1)       Buat mata pada tali.
(2)       Masukkan mata tersebut pada pengait katrol.
(3)       Tarik katrol, sehingga jerat menjadi kencang.

Gbr. Jerat Mata Kait
 


f)          Jerat tiang rangkap, digunakan untuk menambatkan perahu atau hewan pada pohon atau patok dan cara membuatnya  sebagai  berikut :

(1)       Buat mata pada ujung tali.
(2)       Buat dua buah sosok pada ujung tali pendek dan selipkan ke dalam mata.
(3)       Belitkan ujung sosok pada bagian tali yang panjang dan ujungnya selipkan pada mata lagi.
(4)       Tarik tali panjang dan ujung tali pendek secara berlawanan.

Gbr. Jerat Tiang Rangkap Kait
 

g)         Jerat tangga, digunakan untuk membuat tangga dari tali dan cara membuatnya sebagai berikut :

(1)       Buat mata pada ujung tali.
(2)       Belitkan ujung tali panjang pada ujung tali pendek, sehingga berlawanan.
(3)       Selipkan tongkat pada mata dan tali panjang.
(4)       Tarik ujung tali pendek dan tali panjang berlawanan.
 







h)         Jerat sauh, digunakan untuk mengikat cincin besi/ cincin kait dan cara membuatnya sebagai berikut :
(1)       Belitkan ujung tali dua kali pada cincin/balok atau sauh,buat mata pada ujung tali pendek dengan membelitkan pada tali panjang dan susupkan/selipkan pada sela-sela belitan tali dengan cincin.
(2)     Belitkan ujung tali pendek pada tali panjang beberapa kali dan ujung terakhirnya ikat menjadi satu dengan bagian tali yang panjang.

 








i)          Jerat setengah, digunakan untuk mengikat tali pada pohon dan cara membuatnya sebagai berikut :

(1)       Belitkan tali pada balok/pohon.
(2)       Belitkan ujung tali pendek pada bagian tali panjang secara berulang-ulang.
(3)       Rapatkan ujung tali pendek dengan tali panjang dan ikat dengan ikat belit.
 








j)          Jerat sosok berganda, digunakan untuk mengaitkan katrol dan cara membuatnya sebagai berikut :

(1)       Buat sosok yang besar pada ujung tali.
(2)       Buat dua buah sosok lagi dengan menarik dua kali sosok pertama secara berlawanan.
(3)       Puntir sosok dari tali panjang sehingga membentuk mata.
(4)       Rapatkan sosok dari tali pendek, puntir dan tekuk/lipat masukkan ke dalam mata tali yang panjang.

Gbr. Jerat sosok berganda
 

k)         Jerat penuh dan setengah, digunakkan untuk mengikat tali pada pohon atau patok/cincin dan cara membuatnya sebagai berikut :

(1)       Belitkan ujung tali dua kali pada pohon/patok cincin.
(2)       Belitkan kembali ujung tali yang pendek pada bagian tali yang panjang dengan bentuk mata beberapa kali.
(3)       Ikat ujung tali pendek dengan tali panjang.
 










l)          Jerat mata rangkap dengan sosok, digunakan untuk mengaitkan tali pada katrol dan cara membuatnya sebagai berikut :

(1)       Lipat/tekuk tali menjadi dua bagian.
(2)       Buat mata dan sosok pada tali yang ditekuk/ dilipat.
(3)       Masukkan sosok kedalam mata dan tekuk keluar.
(4)       Masukkan kaki sosok dan tali panjang ke sela-sela sosok yang ditekuk.
(5)       Tarik tali panjang sehingga jerat menjadi kuat.
Gbr. Jerat mata rangkap dengan sosok
 


m)        Jerat angka delapan dengan sosok, digunakan untuk mengaitkan tali pada patok dan cara membuatnya sebagai berikut :

(1)       Buat mata pada ujung tali dan masukkan ke dalam patok.
(2)       Tekuk ujung tali yang pendek dan buat angka 8.
(3)       Selipkan sisi ujung tali yang pendek ke dalam mata dan angka delapan.


 










n)         Jerat laso, digunakan untuk mengikatkan tali pada patok dan cara membuatnya sebagai berikut :

(1)       Buat sosok pada ujung tali yang membelit patok.
(2)       Buat simpul biasa pada ujung tali yang pendek pada sosok yang membelit tali panjang.
(3)       Tarik tali panjang dan tahan tali pendek.

Gbr. Jerat Laso
 

3)         Bentuk ikat belit.

a)         Ikat belit pokok, digunakan untuk mengikat dua buah benda yang disambung lurus atau sejajar dan cara membuatnya sebagai berikut :

(1)       Sejajarkan balok yang akan disambung 30- 50 Cm.
(2)       Buat jerat tukang kayu sebagai permulaan ikatan pada kedua ujung pokok.
(3)       Belitkan tali panjang pada kedua balok, belitan tersebut harus rapat, arah belitan berlawanan dengan belitan tukang kayu.
(4)       Selipkan ujung tali ke dalam belitan, buat jerat setengah.

Gbr. Ikat belit pokok
 


b)         Ikat belit pokok diubah, digunakan untuk menyambung dua buah benda yang disambung lurus atau sejajar dan cara membuatnya sebagai berikut :

(1)       Sejajarkan balok yang akan disambung 30-50 Cm.
(2)       Buat jerat tukang kayu sebagai permulaan pada kedua ujung balok.
(3)       Buat belitan pada tali panjang beberapa kali pada kedua balok, belitan harus rapat satu sama lain.
(4)       Rubah dengan membuat antara pada belitan pertama dan kedua, antara dibuat dengan membuat persilangan tali.
(5)       Selipkan ujung tali pada belitan dan buat jerat setengah di ujungnya.
 








c)         Ikat belit pokok dicekik, digunakan untuk membuat sambungan, silang atau lurus pada pekerjaan jembatan maupun kemah/ barak/ sengkuap, dan cara membuatnya sebagai berikut :

(1)       Buat jerat tukang kayu pada awal ikatan.
(2)       Belitkan bagian tali yang panjang satu sama lain.
(3)       Buat cekikan pada belitan dengan menggunakan sisa ujung tali, dengan cara menyelipkan tali di antara kedua benda.
(4)       Lilitkan beberapa kali dan matikan ujung tali dengan jerat setengah atau jerat rangkap.

Gbr. Ikat belit pokok dicekik
 
 


d)         Ikat belit silang, digunakan untuk menyambung dua buah benda yang tegak lurus dan cara membuatnya sebagai berikut :

(1)       Ikat Jerat tukang kayu.

(2)       Belitkan  tali  panjang  pada  persilangan,  empat  atau  lima kali.
(3)       Buat cekikan di sela-sela sambungan dua atau tiga belitan, ujung tali ikat belit dan jerat tukang kayu eratkan dengan simpul hidup atau jerat rangkap.

e)         Ikat belit puntir, digunakan untuk mengeraskan ikatan atau klem penjepit dan cara membuatnya sebagai berikut :

(1)       Ikatkan tali pada gelagar dan menggapit dengan simpul mati.
(2)       Masukkan kayu penusuk pada sela-sela tali dengan penggapit.
(3)       Putar hingga ikatan kencang.

Gbr. Ikat belit puntir
 
 

f)          Ikat belit peneguh, digunakan untuk memperkuat patok peneguh (dua buah patok atau lebih) dan cara membuatnya sebagai berikut :

(1)       Buat jerat tukang kayu pada salah satu patok.
(2)       Belitkan tali panjang pada kedua patok rapat-rapat.
(3)       Lilitkan ujung tali pada tali di antara patok beberapa kali.
(4)       Matikan ujung tali dengan jerat setengah.
(5)       Buat jerat tukang kayu sebagai awal ikatan.
(6)       Buat belitan dengan tali panjang pada pasak dengan balok mendatar beberapa kali.
(7)       Buat cekikan antara balok dengan pasak.
(8)       Matikan ujung jerat dengan ujung lilitan memakai simpul atau jerat rangkap.
 









g)         Ikat belit hidup, digunakan untuk menyambung dua buah benda yang disambung tegak lurus dan cara membuatnya sebagai berikut :

(1)       Buat jerat tukang kayu pada awal ikatan.
(2)       Belitkan tali panjang pada sambungan secara berurutan secukupnya.
(3)       Rubah belitan dengan mencekik belitan pertama pada sela-sela sambungan dua atau tiga belitan.
(4)       Matikan ujung tali dengan ujung jerat menggunakan simpul hidup.

h)         Jerat penuh rangkap, digunakan untuk mengaitkan katrol pada patok dan cara membuatnya sebagai berikut :

(1)       Belitkan tali dua kali pada patok/ pohon.
(2)       Buat simpul pada kedua ujung tali yang membelit kedua belitan tali tersebut.
(3)       Kaitkan katrol pada tali dan tarik hingga kencang.
 



























10.       SKK PEMBUATAN JEMBATAN IMPROVISASI
Target Kecakapan untuk masing-masing golongan Pramuka.        

1)         Pramuka Siaga.  ( Tidak diadakan).

2)         Pramuka Penggalang.

a)         Mengerti dan dapat membuat jembatan tepi sederhana.
b)         Mengerti dan dapat membuat jembatan kuda-kuda.
c)         Mengerti dan dapat membuat jembatan bambu satu .

3)         Pramuka penegak.

a)         Memahami dan mampu membuat jembatan tepi sederhana.
b)         Memahami dan mampu membuat jembatan kuda-kuda.
c)         Memahami dan mampu  membuat jembatan bambu satu.
d)         Memahami dan mampu  membuat jembatan tarik.
e)         Memahami dan mampu  membuat jembatan kaki delapan bersudut dua.
f)          Telah melatih sekurang-kurangnya seorang Pramuka Penggalang sehingga memperoleh TKK Pembuatan Jembatan Improvisasi.

4)         Pramuka Pandega.

a)         Menguasai dan mahir  membuat jembatan tepi sederhana.
b)         Menguasai dan mahir  membuat jembatan kuda-kuda.
c)         Menguasai dan mahir  membuat jembatan bambu satu.
d)         Menguasai dan mahir  membuat jembatan tarik.
e)         Menguasai dan mahir  membuat jembatan kaki delapan bersudut dua.
f)          Menguasai dan mahir  membuat jembatan topang.
g)         Telah melatih sekurang-kurangnya 2 (dua) orang Pramuka Penggalang dan 2 (dua) orang Pramuka Penegak sehingga memperoleh TKK Pembuatan Jembatan Improvisasi.



b.         Pokok Bahasan.    Jembatan dengan konstruksi sangat sederhana mudah dikerjakan dan dapat dilaksanakan dengan menggunakan bahan-bahan yang mudah didapat di lapangan.

            1)         Jembatan Tepi Sederhana.

a)         Pekerjaan awal.

(1)       Pembersihan tempat/ lokasi yang akan dibangun jembatan.
(2)       Merambu yang meliputi pengukuran lebar jembatan, penentuan sumbu as jembatan dan kedalaman sungai serta memeriksa kondisi tanah.
(3)       Menentukan tempat kerja di daerah tepi dekat dan tepi jauh.

b)         Pekerjaan pangkal jembatan.

(1)       Menyiapkan tempat pangkal jembatan.
(2)       Gali tanah secukupnya untuk kedudukan balok penyangga.
(3)       Apabila kondisi tanah pada tebing pangkal jembatan mudah longsor, diperkuat dengan turapan.
(4)       Pasang balok penyangga melintang tegak lurus sumbu jembatan.
(5)       Disamping kanan dan kiri balok penyangga dipasang patok agar tidak goyah.

c)         Pemasangan gelagar.

(1)       Pasang gelagar di atas balok penyangga sejajar arah sumbu jembatan (panjang gelagar maksimal 6 M) apabila dari bambu atau batang kayu bulat minimal  10 Cm.
(2)       Gelagar yang bertumpu di atas balok penyangga diratakan dan dipaku/diikat dengan kawat.
(3)       Gelagar dipasang rapat apabila di atasnya ditimbun tanah.
(4)       Untuk jembatan yang dilalui kendaraan jumlah gelagar dibuat minimal 8 batang pohon kelapa/pohon yang berdiameter 25 - 30 Cm di- susun berjajar rapat dengan pucuk dan pangkal batang satu dengan batang yang lain berlawanan.

(5)       Pada ujung-ujung gelagar dipasang balok penahan kemudian dipasang piket (patok) di sisi luar dan ujung-ujung balok penahan.

d)         Pembuatan lantai.

(1)       Lantai dibuat dari papan kayu bulat yang utuh atau dibelah.
(2)       Dipasang melintang di atas gelagar memanjang diikat dengan kawat atau dipaku.
(3)       Untuk memperkuat kedudukan lantai dipasang balok penutup atau penjepit lantai.

e)         Pembuatan sandaran.

(1)       Sandaran dibuat dari kayu persegi, kayu bulat atau bambu.
(2)       Tiang sandaran dipasang pada bagian ujung-ujung pangkal jembatan ditanam di tanah.
(3)       Kayu/bambu sandaran dihubungkan dengan tiang sandaran diikat kawat atau dipaku.










Gbr. Jembatan tepi sederhana
 
 


2)         Jembatan kuda-kuda.

a)         Pekerjaan awal.

(1)       Pembersihan tempat/ lokasi yang akan dibangun jembatan.
(2)       Merambu yang meliputi pengukuran lebar jembatan, kedalaman sungai serta kondisi tanah.
(3)       Menentukan tempat kerja di daerah tepi dekat dan tepi jauh.

b)         Pekerjaan pangkal jembatan.

(1)       Menyiapkan tempat pangkal jembatan.
(2)       Gali tanah secukupnya untuk kedudukan balok penyangga.
(3)       Apabila keadaan tanah tebing pada pangkal jembatan mudah longsor diperkuat dengan turapan.
(4)       Pasang balok penyangga melintang atau tegak lurus sumbu jembatan.
(5)       Disamping kiri dan kanan balok penyangga dipasang patok agar kedudukan balok tidak goyah.

c)         Pembuatan kuda-kuda.

(1)       Kuda-kuda kaki sejajar.

(a)       Membuat mal kuda-kuda dari tali di atas tanah sesuai dengan lebar jembatan yang akan dibuat.
(b)       Buat kuda-kuda dari batang kayu bulat/bambu diameter 10 Cm sesuai dengan mal yang sudah dibuat.
(c)        Pasang batang kayu bulat/bambu diameter 10 Cm pada kaki kuda-kuda bagian bawah sebagai balok Lumpur.
(d)       Pasang penopang dari batang kayu/ bambu bersilangan di atas kedua kaki kuda-kuda dan semua sambungan diikat dengan belit silang.

(2)       Kuda-kuda kaki silang.

(a)       Dua buah batang kayu bulat/ bambu minimal diameter 10 Cm diikat dengan ikatan belit silang pada bagian persilangan bagian bawah sebagai kaki kuda-kuda.
(b)       Pasang batang kayu bulat/bambu diameter 10 Cm pada kaki kuda-kuda pada bagian bawah sebagai balok Lumpur.

d)         Pembuatan gelagar.

(1)       Pasang gelagar dari batang kayu bulat/bambu diameter 10 Cm minimal 3 batang di atas kuda-kuda dan balok penyangga dengan diikat memakai ikat belit silang.
(2)       Pasang balok penahan pada ujung-ujung balok gelagar yang bertumpu pada balok penyangga.

e)         Pembuatan lantai jembatan.

(1)       Potong kayu bulat yang telah dibelah atau papan, sesuai dengan lebar jembatan yang telah direncanakan.
(2)       Pasang potongan papan, kayu bulat tersebut melintang di atas gelagar diikat dengan ikat silang atau dipaku,
(3)       Bila menggunakan bambu maka harus dianyam atau dibuat sasak.

f)          Pembuatan sandaran.

(1)       Sandaran dibuat dari kayu persegi, kayu bulat/bambu.
(2)       Tanam bambu/kayu bulat pada ujung jembatan setinggi 90-­100 Cm sebagai tiang sandaran.
(3)       Pasang bambu/kayu bulat pada tiang sandaran tersebut sebagai titihan, untuk bagian tengah titihan diikatkan pada kaki kuda-kuda sebagai tiang sandaran.
Gbr. Jembatan kuda-kuda kaki silang
 

.

 

                                                                                                                      


 









3)         Jembatan Bambu Satu.

a)         Kebutuhan Bambu :

(1)    Bambu besar :  - 4 potong (ukuran 3 M)
- 1 potong (ukuran 250 Cm)
(2)    Bambu sedang 2 potong (ukuran 100 Cm, 60 Cm, 3 M)

b)         Kebutuhan Tali :

(1)   16 Gulung (ukuran panjang 6 M)
(2)    2 Gulung (ukuran, panjang 4 M)







Gbr. Jembatan bambu satu
 
 








4)         Jembatan Tarik.

a)         Kebutuhan Bambu.

(1)       Bambu besar    :        - 2 potong (ukuran 250 Cm)
            - 2 potong (ukuran 160 Cm)
(2)       Bambu sedang :        - 4 potong (ukuran 3 M)
- 5 potong (ukuran 1 M)
- 2 potong (ukuran 2 M)
- 1 potong (ukuran 160 Cm)
- 20 potong (ukuran 120 Cm)
(3)       Bambu kecil   14 potong (ukuran 50 Cm)

b)         Kebutuhan Tali :

(1)       21 Gulung (ukuran panjang 6 M)
(2)       1 Gulung (ukuran panjang 7 M)
(3)       2 Gulung (ukuran panjang 15 M)
Gbr. Jembatan tarik
 
 













5)         Jembatan Kaki Delapan Bersudut Dua.

a)         Kebutuhan Bambu :

(1)       Bambu besar 4 potong (ukuran 5 M) 4 potong (ukuran 4 M)
(2)       Bambu sedang :        - 2 potong (ukuran 3 M)
- 6 potong (ukuran 2 M)
- 7 potong (ukuran 150 Cm)
- 60 buah (ukuran 150 Cm)


b)         Kebutuhan Tali :

(1)       26 Gulung (ukuran panjang 6 M)
(2)       6 Gulung (ukuran panjang 15 M)
 












6)         Jembatan Topang.      Jembatan Topang hanya dapat digunakan untuk jembatan kelas 5 Ton dan biasanya hanya digunakan jika tidak terdapat bahan-bahan lain seperti tali-tali pengikat dan kayu bulat yang dapat ditebang di tempat itu. Jika di tepi-tepi terdapat peletak-peletak yang dapat digunakan, lebih baik digunakan jembatan topang lain.

a)         Jembatan Topang Tunggal.        Terdiri dari dua kuda-kuda yang diikat, yang duduk pada tebing-tebing rintangan dan ujung lainnya saling bertemu. Pada titik pertemuan ini kuda-kuda menyangga pemikul lintang, yang diatasnya terletak bangunan atas jembatan. Kuda-kuda harus dibuat sedemikian rupa, supaya satu dengan yang lainnya dapat tepat. Kemiringan kuda-kuda tidak boleh kurang dari 1:2 dan lantai jembatan harus dengan kemiringan 1:60. \Tempat-tempat peletak  dari kuda-kuda harus dapat tepat berhadap-hadapan dan pada ketinggian yang sama, dan harus diusahakan supaya kaki jembatan macam ini dapat dikerjakan pada bentangan 10 M oleh 30 orang, dalam waktu kurang lebih 2 jam, jika bahan – bahan sudah ada di tempat itu.










b)         Jembatan Topang Berganda.     Dapat dibuat sampai bentangan 12 M. Kedua kuda-kuda tidak saling bertemu, tetapi dihubungkan dengan balok mendatar, dan oleh karenanya terdapat dua titik tumpu.
 SKK PEMBUATAN PERKEMAHAN

a.         Target Kecakapan untuk masing-masing golongan Pramuka.  

1)         Pramuka Siaga.  ( Tidak diadakan).

2)         Pramuka Penggalang.

a)         Mengerti dan dapat membuat minimal 2 macam Sengkuap.
b)         Mengerti dan dapat membuat minimal 1 macam Menara .

3)         Pramuka penegak.
a)         Memahami dan mampu membuat minimal 2 macam Sengkuap.
b)         Memahami dan mampu membuat minimal 1 macam Barak.
c)         Memahami dan mampu membuat minimal 1 macam Menara.
d)         Telah melatih sekurang-kurangnya seorang Pramuka Penggalang sehingga memperoleh TKK Pembuatan Perkemahan.
4)         Pramuka Pandega.
a)         Menguasai  dan mahir membuat minimal 2 macam Sengkuap.
b)         Menguasai  dan mahir membuat minimal 2 macam Barak.
c)         Menguasai  dan mahir membuat minimal 2 macam Menara .
d)         Telah melatih sekurang-kurangnya 2 (dua) orang Pramuka Penggalang dan 2 (dua) orang Pramuka Penegak sehingga memperoleh TKK Pembuatan Perkemahan.
b.         Perkemahan. 

            1)         Sengkuap.

a)         Sengkuap satu banjar tiang.       Cara membuatnya sebagai berikut :

(1)       Lebar Sengkuap kurang lebih 3 meter.
(2)       Panjang Sengkuap tergantung jumlah personel yang menempatinya.



(3)       Panjang petak 2 s.d 4 meter, menurut kekuatan bahan yang digunakan.
(4)       Tinggi tiang kurang lebih 2,5 meter dan ditanam 0,5 meter.
(5)       Belandar depan dipasang setinggi 1,8 meter.
(6)       Panjang kasau 4,25 meter dan dipasang dengan jarak 0,5 meter, kasau   menggunakan  bambu   belah   maka   belahannya   menghadap ke atas.  Ujung kasau bagian atas (depan) dilebihkan di atas belandar kurang lebih 0,6 meter.
(7)       Pada bagian belakang tidak harus menggunakan belandar, untuk itu ujung-ujung kasau ditancapkan di tanah.
(8)       Bila penutup atas menggunakan daun pisang atau alang-alang maka lebih dulu dipasang reng di atas kasau dengan jarak 0,3 meter untuk mengikat atap.
(9)       Di sekeliling Sengkuap dibuatkan parit, tanah bekas galiannya yang kering dan dapat digunakan untuk meninggikan lantai.
(10)     Sebagai bahan penutup dapat menggunakan daun palem atau anyaman bambu, dan lain-lain :

 
Gbr. Sengkuap Satu Banjar Tiang
 
 



b)         Sengkuap Dua Banjar Tiang.      Cara Membuatnya sebagai berikut :

(1)       Lebar Sengkuap kurang lebih 3 meter.
(2)       Panjang Sengkuap tergantung jumlah personel yang menempatinya.

(3)       Panjang petak 2 s.d 4 meter.
(4)       Tinggi tiang depan  kurang lebih  3 meter  dan  ditanam  ke tanah 50 Cm.
(5)       Tinggi tiang belakang kurang lebih 2,5 meter dan ditanam  ke tanah 50 Cm.
(6)       Panjang kasau 4,25 meter dengan jarak pemasangan 0,5 meter dan dilebihkan ke depan 0,6 meter serta dilebihkan ke belakang 0,75 meter.
(7)       Pemasangan bale-bale.

(a)       Belandar depan menempel pada tiang depan atau di atas, tiang bale-bale setinggi 0,5 meter.
(b)       Belandar belakang menempel pada tiang belakang atau di atas tiang bale-bale setinggi 0,55 meter.
(c)        Tiang bale-bale ditanam 0,25 meter dengan jarak 1 meter.
(d)       Gelagar bale-bale diletakkan di atas belandar dengan jarak 0,2 s.d 0,5 meter.
Gbr. Sengkuap Dua Banjar Tiang
 

 




















c)         Sengkuap Dua Banjar Tiang dengan Serambi.   Cara membuatnya sama dengan Sengkuap 2 banjar tiang hanya ditambah dengan serambi kurang lebih 1 meter dari depan, panjang tiang serambi 2,2 meter dan ditanam 0,5 meter.

(1)       Ujung kaso atas dengan gelandar diikat satu per satu.
(2)       Ujung kaso bawah + 20 Cm dari belandar bawah diikat satu per satu.

(3)       Penutup atap dengan welit disusun sebagai berikut :

(a)       Disusun dari bawah ke atas dengan jarak 0,04 - 0,10 meter.
(b)       Menyambung kesamping dengan bertalipan 0,10 - 0,20 meter.
(c)        Tiap welit diikat pada kasau dan paling bawah dibalik.

(4)       Bale-bale dipasang secara memanjang/melintang dengan menggunakan pelupuk.
(5)       Tinggi tiang bale-bale bagian depan 0,50 meter dan bagian belakang 0,55 meter.
(6)       Jarak tiang bale-bale 1,0 meter.
(7)       Antara tiang bale-bale depan dan belakang diberi tiang tambahan dan belandar.
(8)       Pembuatan Parit penguras.    Di sekeliling barak harus dibuat parit penguras, bekas galian parit yang digali tanahnya dapat dipakai mempertinggi lantai barak, kemiringan lantai 1 : 20.


Gbr. Sengkuap Dua Banjar Tiang dengan Serambi
 
 















(9)       Adapun teknik menghitungnya sebagai berikut ( panjang 11M /3 Petak) :

(a)       Bahan yang dibutuhkan.

i.          Bambu Bitung panjang efektif 6 M diameter 15 Cm.
ii.         Bambu Kaso panjang efektif 5 M diameter 7 Cm.
iii.        Atap atau Welit panjang 1 M Jarak welit 20 Cm.
iv.        Bahan pengikat dan penutup ( Ijuk, Gedeg ).

(b)       Kebutuhan Bambu Bitung.

i.          Jumlah rangka = Jumlah petak + 1 = 3 + 1 = 4 rangka

ii.         Bahan Rangka :

-           Tiang Depan                          = 3,00 M,
-           Tiang Belakang                     = 1,50 M
-           Tiang Serambi                      = 2,50 M
-           Tiang Bale Depan                 = 0,75 M
-           Tiang Bale Tengah               = 0,77 M
-           Tiang Bale Belakang            = 0,80 M
   9,32 M
Jadi : 9,32X4=37,28 M

(c)        Belandar :

i.          Belandar Sengkuap  = 3 X 12,00 =36,00 M
ii.         Belandar Bale           = 3 X 11,45 =34,35 M
         =70,35 M

Jadi  Kebutuhan   Bambu  Bitung  =  37,28  +  70,35   = 107,63 M =  108 M,  108 M/6    = 18 Batang
Keamanan 10 % = 18 + 1,8=  19,8 dibulatkan  20 Batang

(d)       Kebutuhan Bambu Kaso :

                - Kaso Sengkuap = ( P. Bldr Sengkuap + 1) X 4,25 M
Jarak Kaso
 = (12 + 1 ) X 4,25 M
     0.5
= 25 X 4,25 = 106,25 M



               -    Kaso Serambi   =  (P. Bldr Skuap + 1) X 1,60 M
                 Jarak Kaso
=  (12 + 1 ) X 1,60 M
     0,5
=  25 X 1,60 = 40,00 M        

     -      Kaso Bale      = (Pj. Bld Bale + 1) X 2,50 M
   Jarak Kaso
= (11.45+1 X 2,50 M
      0,5
= 23 X 2,50 = 57,50  M

Jadi Kebutuhan Bambu Kaso 106,25 + 40,00 + 57,50 = 203,75/204 M = 204 =  40,4 dibulatkan 41 Batang.                                            
                                                  5
           Keamanan 10 % = 41 + 4,1 = 45,1 dibulatkan 46 Batang

(e)       Kebutuhan Atap / welit :

  -   Atap Sengkuap= (Panj. Bldr Sengkuap) X (Panj. Kaso)
     Panjang Welit              Jarak Welit
                                              = (12,00) X ( 4,25 )
                                                  1,00          0,20
                                              = 12 X 22 = 264 Lembar.
  -    Atap Serambi  = (Panj. Bldr Sengkuap ) X (Panj Kaso)
       Panj. Welit                        Jarak welit
          = 12 X 8 = 96 Lembar.

  Jadi Kebutuhan Atap / Welit = 264 + 96 =360 Lembar.

   Keamanan 10 % = 360 + 36 = 396 Lembar.

2)         Barak.

a)         Barak Tionghoa.     Cara membuatnya sebagai berikut :

(1)       Panjang barak disesuaikan dengan jumlah penghuninya, jarak antar tiang 2 meter.
(2)       Lebar kurang lebih 4 meter, dan tinggi 3 meter.
(3)       Tiang ditanam kurang lebih 0,5 meter .
(4)       Memasang kuda-kuda di atas tiang.

(5)       Memasang belandar di atas kaki kuda-kuda.
(6)       Memasang kaso dari kayu/ bambu  dengan  jarak  kurang lebih 50 Cm.
(7)       Memasang atap welit/kajang.
(8)       Memasang dinding/bilik bambu.
(9)       Membuat parit keliling barak.
                                                
Gbr. Barak Tionghoa
 





















b)         Barak biasa.         Cara membuatnya sebagai berikut :

(1)       Panjang barak kurang lebih 6 meter atau disesuaikan dengan penghuninya, jarak antar tiang 3 meter.
(2)       Lebar kurang lebih 4 meter, tinggi tiang 3 meter dan ander 1 meter.
(3)       Memasang tiang dengan belandar.
(4)       Memasang ander.
(5)       Memasang kaso dengan jarak kurang lebih 50 Cm
(6)       Memasang bale-bale dengan pelupuh.
(7)       Memasang atap dengan welit/ jerami/ alang-alang.
(8)       Memasang dinding/bilik dari bambu.
(9)       Membuat parit sekeliling barak.


 SKK BEKAL AIR DAN LISTRIK

a.         Target Kecakapan untuk masing-masing golongan Pramuka.

1)         Pramuka Siaga.  ( Tidak diadakan).
2)         Pramuka Penggalang.

a)         Mengerti dan dapat mencari sumber air bersih dan menentukan titik kebutuhan listrik.

b)         Mengerti dan dapat membuat penjernih air dan membuat sambungan seri dan paralel.
c)         Mengerti dan dapat menentukan Keasaman (PH) air secara sederhana dan mengukur tegangan listrik.
d)         Mengerti dan dapat membedakan sumber air dan sumber arus.
e)         Mengerti dan dapat menyiapkan instalasi air secara sederhana dan menyiapkan sarana listrik untuk perkemahan.

3)         Pramuka Penegak.

a)         Memahami dan mampu  mencari sumber air bersih dan menetukan titik kebutuhan listrik.
b)         Memahami dan mampu membuat penjernih air dan membuat sambungan seri dan paralel.
c)         Memahami dan mampu menentukan Keasaman (PH) air secara sederhana dan mengukur tegangan listrik.
d)         Memahami dan mampu  membedakan sumber air dan sumber arus.
e)         Memahami dan mampu menyiapkan instalasi air secara sederhana dan menyiapkan sarana listrik untuk perkemahan.
f)          Telah melatih sekurang-kurangnya seorang Pramuka Penggalang sehingga memperoleh TKK Bekal Air dan Listrik.

4)          Pramuka  Pandega.

a)         Menguasai dan mahir membuat sumber air bersih dan menetukan titik kebutuhan listrik.
b)         Menguasai dan mahir membuat penjernih air dan membuat sambungan seri dan paralel.
c)         Menguasai dan mahir menentukan Keasaman (PH) air secara sederhana dan mengukur tegangan listrik.
d)         Menguasai dan mahir  membedakan sumber air dan sumber arus.
e)         Menguasai dan mahir  membuat instalasi air dan membuat sarana listrik untuk perkemahan.
f)          Telah melatih sekurang-kurangnya 2 (dua) orang Pramuka Penggalang dan 2 (dua) orang Pramuka Penegak sehingga memperoleh TKK Bekal Air dan Listrik.


b.         Pokok Bahasan.

1)         Bekal Air.

a)         Macam-macam sumber air.

(1)       Air permukaan.   

(a)       Rawa, Danau.
(b)       Air sungai.
(c)        Air Waduk.

(2)       Air tanah.

(a)       Mata Air.
(b)       Sumur Artetis.
(c)        Sumur Biasa.
(d)       Sumur Bor.

b)         Penyediaan sumber air tanah.

(1)       Mata air.

(a)       Merupakan sumber perbekalan air.
(b)       Sediakan tempat penampungan.
(c)        Cegah pengotoran.
 










(2)       Sumber Artetis.

(a)       Sumur yang dibuat diatas saluran air tanah.
(b)       Semburan tergantung pada tekanan air.
(c)        Biasa terdapat dipegunungan batu.


(3)       Sumur Biasa.

(a)       Sebagian besar digunakan penduduk.
(b)       Perlu perkuatan dinding agar tidak runtuh.
(c)        Dapat digunakan pompa air.
 












                    Gbr. Sumur Biasa.

(4)       Sumur Bor.

(a)       Pengeboran dengan alat.
(b)       Baik di tanah yang kohesif (campuran tanah liat dan pasir).
 










                    Gbr. Sumur Bor.








c)         Menempatkan alat peralatan pompa air.

(1)       Pada air yang dangkal.

(a)       Gali dasarnya.
(b)       Bekas galian isi koral.
(c)        Tempatkan saringan pada koral.
 







Gbr. Menempatkan alat peralatan pompa air pada air yang dangkal.

(2)       Pada air sungai.
 








Gbr. Menempatkan alat peralatan pompa air pada air sungai.

(3)       Pada waduk/ danau.

(a)       Buat alat pembantu apung
(b)       Pasang ujung pipa/ saringan pengisap di atas pengapung.
(c)        Alat pengapung dibuat dari balok dolken atau drum-drum.
 








Gbr. Menempatkan alat peralatan pompa air pada waduk/ danau.

(4)       Sungai rembesan.

(a)       Buat parit-parit disepanjang sungai.
(b)       Isi batu koral biar tidak longsor.
 








Gbr. Menempatkan alat peralatan pompa air pada sungai rembesan.

d)         Mencari sumber air.

(1)       Pelajari Peta.

(a)       Kenali lokasi tempatnya.
(b)       Tentukan sasaran (sungai, danau, mata air).
(c)        Cari dan cetak keterangan yang dapat dipercaya.

(2)       Sasaran Danau.

(a)       catat keadaan danau.
(b)       Catat data umum (luas, dalam, warna air, perkiraan debit).

(3)       Sasaran sungai.

(a)       Catat data sungai (lebar, dalam, deras air, dan debet air).
(b)       Cata jalan-jalan pendekat.
(c)        Buat denah.

e)         Penjernihan air.

(1)       Bahan penjernih air.

(a)       Bahan alam.


i.          Pasir beton.
ii.         Ijuk.
iii.        batu.

iv.        Kerikil.
v.         Batu apung.
vi.        Karang aktif.
vii.       Kain kasa/ kapas.
viii.      Bambu.

(b)       Bahan kimia.

i.          Tawas.
ii.         Kaporit.
iii.        Garam dapur.
iv.        kapur tohor.
v.         Phenol red.
vi.        Ph tablet.
vii.       Kertas indikator.
viii.      Soda.

(2)       Proses pengendapan.

(a)       Secara alamiah.

i.          Tidak menggunakan bahan kimia.
ii.         Mengendapkan kotoran-kotoran.
iii.        Waktu relatif lama.

(b)       Dengan bahan kimia.

i.          Hampir sama dengan alamiah.
ii.         Disini proses pengendapan dipercepat dengan mencampur bahan kimia berupa tawas.

(c)        Pengendapan juga merupakan proses pendahuluan dalam penyaringan.

(3)       Penyaringan.

(a)       Penyaringan dengan pasir lambat.

i.          Tanpa bahan pengawet.
ii.         Dapat menghilangkan sel-sel amuba.


(b)       Penyaringan dengan pasir cepat.

i.          Cara ini hampir sama dengan air lambat.
ii.         Disini diberi tekanan untuk mempercepat perembesan air.
iii.        Biasanya kurang baik.

(c)        Beberapa cara saringan pasir lambat.

i           Cara petak.

 











       Gbr. Cara petak.

ii.         Cara langsung.

 





































2 komentar:

  1. Kak kok gambarnya ga bisa dibukak sih,tolong kak

    BalasHapus
  2. gambarnya kok ilang kak.. tolong diperbaiki kak.. biar kita tau.. terimaasih kak.. blognya sangat mencerahkan..

    BalasHapus