MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT
STAF UMUM
TERITORIAL

BUKU PANDUAN
SYARAT KECAKAPAN KHUSUS
SAKA WIRA KARTIKA
KRIDA PIONEER
SKK TALI TEMALI
a. Target
Kecakapan untuk masing-masing golongan Pramuka.
1) Pramuka Siaga. ( Tidak diadakan).
2) Pramuka Penggalang.
a) Mengerti dan dapat membuat minimal 2 (dua) Simpul.
b) Mengerti dan dapat membuat minimal 2 (dua
) Jerat.
c) Mengerti dan dapat membuat minimal 2 (dua) Ikatan.
3) Pramuka penegak.
a) Memahami dan mampu membuat minimal 4 (empat) Simpul.
b) Memahami dan mampu membuat minimal
4 (empat) Jerat.
c) Memahami dan mampu membuat minimal 4 (empat) Ikatan.
d) Telah
melatih sekurang-kurangnya seorang Pramuka Penggalang sehingga memperoleh TKK
Tali Temali.
4) Pramuka Pandega.
a) Menguasai dan mahir membuat
minimal 10 (sepuluh) Simpul.
b) Menguasai dan mahir membuat minimal
14 (empat belas ) Jerat.
c) Menguasai dan mahir membuat minimal 7 (tujuh) Ikatan.
d) Telah
melatih sekurang-kurangnya 2 (dua) orang Pramuka Penggalang dan 2 (dua) orang
Pramuka Penegak sehingga memperoleh TKK Tali Temali.
b. Pokok Bahasan.
1) Simpul.
a) Simpul
hidup, digunakan untuk menyambung tali yang sama besarnya dan cara membuatnya
sebagai berikut :
(1) Buat simpul biasa pada kedua ujung tali.
(2) Tekuk/lipat kedua ujung simpul,
sehingga ujung simpul sejajar dengan
bagian tali yang panjang.
(3) Tarik
kedua tali secara berlawanan, sehingga sambungan menjadi kencang.
![]() |
b) Simpul
hidup dengan sosok, digunakan untuk menyambung tali yang sama besarnya, dengan
tujuan agar sambungan tersebut mudah dilepaskan kembali dan cara membuatnya
sebagai berikut :
(1) Buat
simpul hidup pada ujung tali.
(2) Salah
satu ujung pendeknya putar ke yang berlawanan sehingga membentuk sosok baru.
(3) Tarik bagian tali yang panjang berlawanan
arah dengan kuat-kuat, sehingga sambungan menjadi kencang.
|

c)
Simpul tenun/simpul anyam
digunakan untuk menyambung tali yang besarnya tidak sama, licin atau basah dan
cara membuatnya sebagai berikut :
(1) Buat sosok pada ujung tali yang besar.
(2) Melalui sosok tersebut susupkan tali
kecil dan putar sehingga melilit sosok dan membentuk mata.
(3) Tarik kedua ujung tali besar dan kedua ujung tali kecil secara
berlawanan.

|

d)
Simpul tenun berganda/simpul anyam
rangkap digunakan untuk menyambung tali yang tidak sama besarnya, dalam keadaan
basah agar sambungan lebih kuat dan cara membuatnya sebagai berikut :
(1) Buat sosok pada ujung tali
yang besar.
(2) Buat mata pada ujung tali yang kecil,
yang dililit sosok tali besar.
(3) Lilitkan
sekali lagi tali
kecil pada sosok
tali besar, sehingga ujung tali
kecil membentuk mata.
(4) Tarik
kedua ujung tali secara berlawanan.
|

e) Simpul
penarik, digunakan untuk menambatkan benda/hewan pada patok dan cara membuatnya
sebagai berikut :
(1) Buat
simpul biasa di tengah-tengah tali.
(2) Tarik
lingkaran tengah simpul melalui sela-sela kaki simpul.
(3) Masukkan
sosok dari hasil tarikan simpul tersebut pada patok yang telah disiapkan.
(4) Tarik kedua ujung tali sehingga simpul
menjadi kuat kencang.
![]() |
f) Simpul
kelapa, digunakan untuk menyambung tali, yang sama besar agar sambungan lebih
kuat dan cara membuatnya sebagai berikut
:
(1) Buat mata
pada salah satu ujung tali yang akan disambung.
(2) Buat mata
satu lagi pada ujung tali yang lain, dengan jalan menyusupkan melalui sela-sela
mata pada tali yang pertama secara bersilangan.
(3) Tarik
kedua ujung tali secara berlawanan.
|

g) Simpul
kursi, digunakan untuk mengangkut orang sakit dan cara membuatnya sebagai
berikut :
(1) Buat dua buah mata di tengah-tengah tali
yang sejajar.
(2) Geser mata dengan jalan menganyamnya.
(3) Buat sosok
yang besar dari kedua mata yang telah dianyam tersebut.
(4) Dari kedua
ujung tali masing-masing buat mata yang melilit sosok yang baru dibuat.
![]() |
h) Simpul Aceh,
digunakan untuk membawa atau mengikat tawanan dan cara membuatnya
sebagai berikut :
(1) Buat dua buah mata di tengah-tengah tali
yang sejajar.
(2) Geserkan kedua mata dengan cara
menganyam.
(3) Buat sosok yang besar dari kedua mata
yang dianyam, masukkan ke bahu kanan atau bahu kiri tawanan.
(4) Tarik kedua ujung tali sehingga simpul
mengikat dengan ketat pada bahu tawanan.
![]() |
i) Simpul
mati, digunakan untuk mengakhiri suatu ikatan dan cara membuatnya sebagai
berikut :
(1) Buat
simpul pada tali.
(2) Dengan
kedua kaki simpul buat simpul baru.
(3) Tarik kedua kaki simpul sehingga simpul
kuat.


j) Simpul
mata, dengan sosok, digunakan untuk memperkuat ikatan dan cara membuatnya
sebagai berikut :
(1) Buat sosok pada ujung tali.
(2) Buat mata pada ujung tali yang pendek.
(3) Belitkan kaki mata pada bagian tali yang
panjang dan susupkan melalui mata.
(4) Belitkan sekali lagi kaki mata pada kaki
sosok dan susupkan ke mata lagi.
(5) Tarik bagian tali yang panjang dan tahan
pada sosok sehingga simpul menjadi kuat.
|

2) Bentuk
jerat.
a) Jerat
rangkap, digunakan untuk membuat tangga dari tali, mencabut patok dan cara
membuatnya sebagai berikut :
(1) Buat mata yang sedang di tengah tali.
(2) Putarkan mata sehingga berhimpit dan
kedudukan kedua ujung tali di antara kedua mata.
(3) Masukkan kedua mata pada balok.
(4) Tarik kedua ujung tali secara berlawanan.
|

b) Jerat
tukang kayu, digunakan untuk ikat permulaan pada balok dan cara membuatnya
sebagai berikut :
(1) Buat mata
pada ujung tali yang melingkar balok, lipat ujung tali pendek melingkar pada
tali panjang, lilitkan ujung tali tersebut pada mata secara berulang-ulang.
(2) Tarik ujung
yang panjang sehingga jerat dengan kuat mengikat pada balok.
|

c) Jerat
memperpendek tali, digunakan untuk memperpendek tali yang terlalu panjang dan
cara membuatnya sebagai berikut :
(1) Buat dua
buah sosok secara berurutan di tengah-tengah tali.
(2) Dari
masing-masing ujung tali, buat mata yang membelit pada sosok yang telah dibuat tersebut.
(3) Tarik
kedua ujung tali sehingga kencang.
![]() |
d) Jerat
rangkap berganda, digunakan untuk mengikatkan tali pada balok dan cara
membuatnya sebagai berikut :
(1) Buat dua belitan pada balok.
(2) Buat belitan sekali lagi pada tali pendek
di sisi tali yang panjang.
(3) Tarik ujung tali yang pendek dan ujung
tali yang panjang.
![]() |
e) Jerat
mata kait, digunakan untuk mengangkat benda dengan bantuan katrol dan cara
membuatnya sebagai berikut :
(1) Buat mata
pada tali.
(2) Masukkan
mata tersebut pada pengait katrol.
(3) Tarik
katrol, sehingga jerat menjadi kencang.
|

f) Jerat
tiang rangkap, digunakan untuk menambatkan perahu atau hewan pada pohon atau
patok dan cara membuatnya sebagai berikut :
(1) Buat mata
pada ujung tali.
(2) Buat dua
buah sosok pada ujung tali pendek dan selipkan ke dalam mata.
(3) Belitkan
ujung sosok pada bagian tali yang panjang dan ujungnya selipkan pada
mata lagi.
(4) Tarik tali
panjang dan ujung tali pendek secara berlawanan.
|

g) Jerat
tangga, digunakan untuk membuat tangga dari tali dan cara membuatnya sebagai
berikut :
(1) Buat mata pada ujung tali.
(2) Belitkan ujung tali panjang pada ujung
tali pendek, sehingga berlawanan.
(3) Selipkan tongkat pada mata dan tali
panjang.
(4) Tarik ujung tali pendek dan tali panjang
berlawanan.
![]() |
h) Jerat
sauh, digunakan untuk mengikat cincin besi/ cincin kait dan cara
membuatnya sebagai berikut :
(1) Belitkan
ujung tali dua kali pada cincin/balok atau sauh,buat mata pada ujung tali pendek dengan membelitkan pada tali panjang
dan susupkan/selipkan pada sela-sela belitan tali dengan cincin.
(2) Belitkan
ujung tali pendek pada tali panjang beberapa kali dan ujung terakhirnya ikat
menjadi satu dengan bagian tali yang
panjang.
![]() |
i) Jerat
setengah, digunakan untuk mengikat tali pada pohon dan cara membuatnya sebagai
berikut :
(1) Belitkan tali pada balok/pohon.
(2) Belitkan ujung tali pendek pada bagian
tali panjang secara berulang-ulang.
(3) Rapatkan ujung tali pendek dengan tali
panjang dan ikat dengan ikat belit.
![]() |
j) Jerat sosok berganda, digunakan untuk mengaitkan katrol
dan cara membuatnya sebagai berikut :
(1) Buat sosok yang besar pada ujung tali.
(2) Buat dua buah sosok lagi dengan menarik dua
kali sosok pertama secara berlawanan.
(3) Puntir sosok dari tali panjang sehingga
membentuk mata.
(4) Rapatkan sosok dari tali pendek, puntir dan
tekuk/lipat masukkan ke dalam mata tali yang panjang.
|

k) Jerat
penuh dan setengah, digunakkan untuk mengikat tali pada pohon atau patok/cincin
dan cara membuatnya sebagai berikut :
(1) Belitkan
ujung tali dua kali pada pohon/patok cincin.
(2) Belitkan
kembali ujung tali yang pendek pada bagian tali yang panjang dengan
bentuk mata beberapa kali.
(3) Ikat ujung
tali pendek dengan tali panjang.
![]() |
l) Jerat
mata rangkap dengan sosok, digunakan untuk mengaitkan tali pada katrol dan cara
membuatnya sebagai berikut :
(1) Lipat/tekuk tali menjadi dua bagian.
(2) Buat mata dan sosok pada tali yang
ditekuk/ dilipat.
(3) Masukkan sosok kedalam mata dan tekuk
keluar.
(4) Masukkan kaki sosok dan tali panjang ke
sela-sela sosok yang ditekuk.
(5) Tarik tali panjang sehingga jerat menjadi
kuat.
|

m) Jerat angka
delapan dengan sosok, digunakan untuk mengaitkan tali pada patok dan cara
membuatnya sebagai berikut :
(1) Buat mata pada ujung tali dan masukkan ke
dalam patok.
(2) Tekuk ujung tali yang pendek dan buat
angka 8.
(3) Selipkan sisi ujung tali yang pendek ke
dalam mata dan angka delapan.
![]() |
n) Jerat
laso, digunakan untuk mengikatkan tali pada patok dan cara membuatnya sebagai
berikut :
(1) Buat sosok pada ujung tali yang membelit
patok.
(2) Buat simpul biasa pada ujung tali yang
pendek pada sosok yang membelit tali panjang.
(3) Tarik tali
panjang dan tahan tali pendek.
|

3) Bentuk ikat belit.
a) Ikat
belit pokok, digunakan untuk mengikat dua buah benda yang disambung lurus atau
sejajar dan cara membuatnya sebagai berikut :
(1) Sejajarkan balok yang akan disambung 30-
50 Cm.
(2) Buat jerat tukang kayu sebagai permulaan
ikatan pada kedua ujung pokok.
(3) Belitkan tali panjang pada kedua balok,
belitan tersebut harus rapat, arah belitan berlawanan dengan belitan tukang
kayu.
(4) Selipkan ujung tali ke dalam belitan, buat
jerat setengah.
|

b) Ikat
belit pokok diubah, digunakan untuk menyambung dua buah benda yang
disambung lurus atau sejajar dan cara membuatnya sebagai berikut :
(1) Sejajarkan
balok yang akan disambung 30-50 Cm.
(2) Buat jerat tukang kayu sebagai permulaan
pada kedua ujung balok.
(3) Buat belitan pada tali panjang beberapa
kali pada kedua balok, belitan harus rapat satu sama lain.
(4) Rubah dengan membuat antara pada belitan
pertama dan kedua, antara dibuat dengan membuat persilangan tali.
(5) Selipkan ujung tali pada belitan dan buat
jerat setengah di ujungnya.
![]() |
c) Ikat
belit pokok dicekik, digunakan untuk membuat sambungan, silang atau lurus pada pekerjaan jembatan maupun kemah/ barak/ sengkuap, dan
cara membuatnya sebagai berikut :
(1) Buat jerat
tukang kayu pada awal ikatan.
(2) Belitkan
bagian tali yang panjang satu sama lain.
(3) Buat cekikan pada belitan dengan
menggunakan sisa ujung tali, dengan cara menyelipkan tali di antara kedua
benda.
(4) Lilitkan beberapa kali dan matikan ujung
tali dengan jerat setengah atau jerat rangkap.

|
d) Ikat
belit silang, digunakan untuk menyambung dua buah benda yang tegak lurus dan cara membuatnya sebagai berikut :
(1) Ikat Jerat tukang kayu.
(2) Belitkan
tali panjang pada
persilangan, empat atau
lima kali.
(3) Buat
cekikan di sela-sela sambungan dua atau tiga belitan, ujung tali
ikat belit dan jerat tukang kayu eratkan dengan simpul hidup atau jerat
rangkap.
e) Ikat
belit puntir, digunakan untuk mengeraskan ikatan atau klem penjepit dan cara
membuatnya sebagai berikut :
(1) Ikatkan tali pada gelagar dan menggapit
dengan simpul mati.
(2) Masukkan kayu penusuk pada sela-sela tali
dengan penggapit.
(3) Putar hingga ikatan kencang.

|
f) Ikat belit
peneguh, digunakan untuk memperkuat patok peneguh (dua buah patok atau lebih) dan
cara membuatnya sebagai berikut :
(1) Buat jerat
tukang kayu pada salah satu patok.
(2) Belitkan
tali panjang pada kedua patok rapat-rapat.
(3) Lilitkan
ujung tali pada tali di antara patok beberapa kali.
(4) Matikan
ujung tali dengan jerat setengah.
(5) Buat jerat tukang kayu sebagai awal
ikatan.
(6) Buat belitan dengan tali panjang pada
pasak dengan balok mendatar beberapa kali.
(7) Buat cekikan antara balok dengan pasak.
(8) Matikan ujung jerat dengan ujung lilitan
memakai simpul atau jerat rangkap.
![]() |
g) Ikat
belit hidup, digunakan untuk menyambung dua buah benda yang disambung tegak lurus
dan cara membuatnya sebagai berikut :
(1) Buat jerat tukang kayu pada awal ikatan.
(2) Belitkan tali panjang pada sambungan
secara berurutan secukupnya.
(3) Rubah belitan dengan mencekik belitan
pertama pada sela-sela sambungan dua atau tiga belitan.
(4) Matikan ujung
tali dengan ujung jerat menggunakan simpul hidup.
h) Jerat
penuh rangkap, digunakan untuk mengaitkan katrol pada patok dan cara membuatnya
sebagai berikut :
(1) Belitkan tali dua kali pada patok/ pohon.
(2) Buat simpul pada kedua ujung tali yang
membelit kedua belitan tali tersebut.
(3) Kaitkan katrol pada tali dan tarik hingga
kencang.
![]() |
10. SKK
PEMBUATAN JEMBATAN IMPROVISASI
Target Kecakapan untuk
masing-masing golongan Pramuka.
1) Pramuka Siaga. ( Tidak diadakan).
2) Pramuka Penggalang.
a) Mengerti dan dapat membuat jembatan tepi sederhana.
b) Mengerti dan dapat membuat jembatan
kuda-kuda.
c) Mengerti dan dapat membuat jembatan
bambu satu .
3) Pramuka penegak.
a) Memahami dan mampu membuat jembatan
tepi sederhana.
b) Memahami dan mampu membuat jembatan
kuda-kuda.
c) Memahami dan mampu membuat jembatan bambu satu.
d) Memahami dan mampu membuat jembatan tarik.
e) Memahami dan mampu membuat jembatan kaki delapan bersudut dua.
f) Telah melatih
sekurang-kurangnya seorang Pramuka Penggalang sehingga memperoleh TKK Pembuatan
Jembatan Improvisasi.
4) Pramuka Pandega.
a) Menguasai dan mahir membuat jembatan tepi sederhana.
b) Menguasai dan mahir membuat jembatan kuda-kuda.
c) Menguasai dan mahir membuat jembatan bambu satu.
d) Menguasai dan mahir membuat jembatan tarik.
e) Menguasai dan mahir membuat jembatan kaki delapan bersudut dua.
f) Menguasai dan mahir membuat jembatan topang.
g) Telah
melatih sekurang-kurangnya 2 (dua) orang Pramuka Penggalang dan 2 (dua) orang
Pramuka Penegak sehingga memperoleh TKK Pembuatan Jembatan Improvisasi.
b. Pokok Bahasan. Jembatan dengan
konstruksi sangat sederhana mudah dikerjakan dan dapat dilaksanakan dengan
menggunakan bahan-bahan yang mudah didapat di lapangan.
1) Jembatan
Tepi Sederhana.
a) Pekerjaan awal.
(1) Pembersihan
tempat/ lokasi yang akan dibangun jembatan.
(2) Merambu
yang meliputi pengukuran lebar jembatan, penentuan sumbu as jembatan dan
kedalaman sungai serta memeriksa kondisi tanah.
(3) Menentukan tempat kerja di daerah tepi dekat
dan tepi jauh.
b) Pekerjaan
pangkal jembatan.
(1) Menyiapkan tempat pangkal jembatan.
(2) Gali tanah secukupnya untuk kedudukan
balok penyangga.
(3) Apabila kondisi tanah pada tebing pangkal
jembatan mudah longsor, diperkuat dengan turapan.
(4) Pasang balok penyangga melintang tegak
lurus sumbu jembatan.
(5) Disamping kanan dan kiri balok penyangga
dipasang patok agar tidak goyah.
c) Pemasangan
gelagar.
(1) Pasang
gelagar di atas balok penyangga sejajar arah sumbu jembatan (panjang gelagar
maksimal 6 M) apabila dari bambu atau batang kayu bulat minimal 10 Cm.
(2) Gelagar
yang bertumpu di atas balok penyangga diratakan dan dipaku/diikat dengan kawat.
(3) Gelagar
dipasang rapat apabila di atasnya ditimbun tanah.
(4) Untuk
jembatan yang dilalui kendaraan jumlah gelagar dibuat minimal 8 batang pohon
kelapa/pohon yang berdiameter 25 - 30 Cm di- susun berjajar rapat dengan pucuk dan
pangkal batang satu dengan batang yang lain berlawanan.
(5) Pada ujung-ujung
gelagar dipasang balok penahan kemudian dipasang piket (patok) di sisi luar dan
ujung-ujung balok penahan.
d) Pembuatan
lantai.
(1) Lantai
dibuat dari papan kayu bulat yang utuh atau dibelah.
(2) Dipasang
melintang di atas gelagar memanjang diikat dengan kawat atau dipaku.
(3) Untuk
memperkuat kedudukan lantai dipasang balok penutup atau penjepit lantai.
e) Pembuatan sandaran.
(1) Sandaran
dibuat dari kayu persegi, kayu bulat atau bambu.
(2) Tiang
sandaran dipasang pada bagian ujung-ujung pangkal jembatan ditanam di tanah.
(3) Kayu/bambu
sandaran dihubungkan dengan tiang sandaran diikat kawat atau dipaku.



|
2) Jembatan kuda-kuda.
a) Pekerjaan awal.
(1) Pembersihan tempat/ lokasi yang akan dibangun jembatan.
(2) Merambu yang meliputi pengukuran lebar jembatan, kedalaman
sungai serta kondisi tanah.
(3) Menentukan tempat kerja di daerah tepi dekat dan tepi jauh.
b) Pekerjaan
pangkal jembatan.
(1) Menyiapkan tempat pangkal jembatan.
(2) Gali tanah secukupnya untuk kedudukan
balok penyangga.
(3) Apabila keadaan tanah tebing pada pangkal
jembatan mudah longsor diperkuat dengan turapan.
(4) Pasang balok penyangga melintang atau
tegak lurus sumbu jembatan.
(5) Disamping kiri dan kanan balok penyangga
dipasang patok agar kedudukan balok tidak goyah.
c) Pembuatan kuda-kuda.
(1) Kuda-kuda kaki sejajar.
(a) Membuat mal kuda-kuda dari tali di atas tanah sesuai dengan
lebar jembatan yang akan dibuat.
(b) Buat kuda-kuda dari batang kayu bulat/bambu diameter 10 Cm
sesuai dengan mal yang sudah dibuat.
(c) Pasang batang kayu bulat/bambu diameter 10 Cm pada kaki
kuda-kuda bagian bawah sebagai balok Lumpur.
(d) Pasang penopang dari batang kayu/ bambu bersilangan di atas
kedua kaki kuda-kuda dan semua sambungan diikat dengan belit silang.
(2) Kuda-kuda kaki silang.
(a) Dua buah batang kayu bulat/ bambu
minimal diameter 10 Cm diikat dengan ikatan belit silang pada bagian
persilangan bagian bawah sebagai kaki kuda-kuda.
(b) Pasang batang kayu bulat/bambu diameter
10 Cm pada kaki kuda-kuda pada bagian bawah sebagai balok Lumpur.
d) Pembuatan gelagar.
(1) Pasang gelagar dari batang kayu
bulat/bambu diameter 10 Cm minimal 3 batang di atas kuda-kuda dan balok
penyangga dengan diikat memakai ikat belit silang.
(2) Pasang balok penahan pada ujung-ujung
balok gelagar yang bertumpu pada balok penyangga.
e) Pembuatan
lantai jembatan.
(1) Potong kayu bulat yang telah dibelah atau
papan, sesuai dengan lebar jembatan yang telah direncanakan.
(2) Pasang potongan papan, kayu bulat
tersebut melintang di atas gelagar diikat dengan ikat silang atau dipaku,
(3) Bila menggunakan bambu maka harus dianyam
atau dibuat sasak.
f) Pembuatan
sandaran.
(1) Sandaran
dibuat dari kayu persegi, kayu bulat/bambu.
(2) Tanam bambu/kayu bulat pada ujung jembatan
setinggi 90-100 Cm sebagai tiang sandaran.
(3) Pasang bambu/kayu bulat pada tiang
sandaran tersebut sebagai titihan, untuk bagian tengah titihan diikatkan pada
kaki kuda-kuda sebagai tiang sandaran.



|






![]() |
![]() |
3) Jembatan
Bambu Satu.
a) Kebutuhan Bambu :
(1) Bambu besar : - 4 potong (ukuran 3 M)
- 1 potong
(ukuran 250 Cm)
(2) Bambu sedang
2 potong (ukuran 100 Cm, 60 Cm, 3 M)
b) Kebutuhan Tali :
(1) 16 Gulung (ukuran
panjang 6 M)

|
4) Jembatan Tarik.
a) Kebutuhan Bambu.
(1) Bambu
besar : - 2 potong (ukuran 250 Cm)
- 2 potong (ukuran 160 Cm)
(2) Bambu sedang : - 4 potong (ukuran 3 M)
- 5 potong
(ukuran 1 M)
- 2 potong
(ukuran 2 M)
- 1 potong
(ukuran 160 Cm)
- 20 potong
(ukuran 120 Cm)
(3) Bambu
kecil 14 potong (ukuran 50 Cm)
b) Kebutuhan Tali :
(1) 21 Gulung
(ukuran panjang 6 M)
(2) 1 Gulung
(ukuran panjang 7 M)
(3) 2 Gulung
(ukuran panjang 15 M)
![]() |
||||
|
5) Jembatan
Kaki Delapan Bersudut Dua.
a) Kebutuhan Bambu :
(1) Bambu besar 4 potong (ukuran 5 M) 4 potong (ukuran 4 M)
(2) Bambu sedang : - 2 potong (ukuran 3 M)
- 6 potong (ukuran 2 M)
- 7 potong (ukuran 150 Cm)
- 60 buah (ukuran 150 Cm)
b) Kebutuhan Tali :
(1) 26 Gulung (ukuran panjang 6 M)
(2) 6 Gulung (ukuran panjang 15 M)
![]() |
6) Jembatan Topang.
Jembatan Topang hanya dapat digunakan untuk jembatan
kelas 5 Ton dan biasanya hanya digunakan jika tidak terdapat bahan-bahan lain
seperti tali-tali pengikat dan kayu bulat yang dapat ditebang di tempat itu.
Jika di tepi-tepi terdapat peletak-peletak yang dapat digunakan, lebih baik
digunakan jembatan topang lain.

b) Jembatan Topang Berganda. Dapat
dibuat sampai bentangan 12 M. Kedua kuda-kuda tidak saling bertemu, tetapi
dihubungkan dengan balok mendatar, dan oleh karenanya terdapat dua titik tumpu.
SKK PEMBUATAN PERKEMAHAN
a. Target
Kecakapan untuk masing-masing golongan Pramuka.
1) Pramuka Siaga. ( Tidak diadakan).
2) Pramuka Penggalang.
a) Mengerti dan dapat membuat minimal 2 macam Sengkuap.
b) Mengerti dan dapat membuat minimal 1 macam Menara .
3) Pramuka penegak.
a) Memahami dan mampu membuat minimal 2
macam Sengkuap.
b) Memahami dan mampu membuat minimal 1
macam Barak.
c) Memahami dan mampu membuat minimal 1
macam Menara.
d) Telah melatih sekurang-kurangnya
seorang Pramuka Penggalang sehingga memperoleh TKK Pembuatan Perkemahan.
4) Pramuka Pandega.
a) Menguasai dan mahir membuat minimal 2 macam Sengkuap.
b) Menguasai dan mahir membuat minimal 2 macam Barak.
c) Menguasai dan mahir membuat minimal 2 macam Menara .
d) Telah melatih sekurang-kurangnya 2
(dua) orang Pramuka Penggalang dan 2 (dua) orang Pramuka Penegak sehingga memperoleh TKK
Pembuatan Perkemahan.
b. Perkemahan.
1) Sengkuap.
a) Sengkuap
satu banjar tiang. Cara
membuatnya sebagai berikut :
(1) Lebar Sengkuap kurang lebih 3 meter.
(2) Panjang Sengkuap tergantung jumlah
personel yang menempatinya.
(3) Panjang petak 2 s.d 4 meter, menurut
kekuatan bahan yang digunakan.
(4) Tinggi tiang kurang lebih 2,5 meter dan
ditanam 0,5 meter.
(5) Belandar depan dipasang setinggi 1,8
meter.
(6) Panjang kasau 4,25 meter dan dipasang
dengan jarak 0,5 meter, kasau
menggunakan bambu belah
maka belahannya menghadap ke atas. Ujung kasau bagian atas (depan) dilebihkan di
atas belandar kurang lebih 0,6 meter.
(7) Pada bagian belakang tidak harus
menggunakan belandar, untuk itu ujung-ujung kasau ditancapkan di tanah.
(8) Bila penutup atas menggunakan daun pisang
atau alang-alang maka lebih dulu dipasang reng di atas kasau dengan jarak 0,3
meter untuk mengikat atap.
(9) Di sekeliling Sengkuap dibuatkan parit,
tanah bekas galiannya yang kering dan dapat digunakan untuk meninggikan lantai.
(10) Sebagai bahan penutup dapat menggunakan
daun palem atau anyaman bambu, dan lain-lain :
|

|
b) Sengkuap Dua Banjar Tiang. Cara Membuatnya sebagai berikut :
(1) Lebar Sengkuap
kurang lebih 3 meter.
(2) Panjang Sengkuap tergantung jumlah
personel yang menempatinya.
(3) Panjang
petak 2 s.d 4 meter.
(4) Tinggi tiang depan kurang lebih
3 meter dan ditanam
ke tanah 50 Cm.
(5) Tinggi
tiang belakang kurang lebih 2,5 meter dan ditanam ke tanah 50 Cm.
(6) Panjang kasau 4,25 meter dengan jarak
pemasangan 0,5 meter dan dilebihkan ke depan 0,6 meter serta dilebihkan ke
belakang 0,75 meter.
(7) Pemasangan
bale-bale.
(a) Belandar depan menempel pada tiang depan
atau di atas, tiang bale-bale setinggi 0,5 meter.
(b) Belandar belakang menempel pada tiang
belakang atau di atas tiang bale-bale setinggi 0,55 meter.
(c) Tiang bale-bale ditanam 0,25 meter
dengan jarak 1 meter.
(d) Gelagar bale-bale diletakkan di atas
belandar dengan jarak 0,2 s.d 0,5 meter.
![]() |
|||
|
|
c) Sengkuap Dua Banjar Tiang dengan Serambi. Cara membuatnya sama dengan Sengkuap 2
banjar tiang hanya ditambah dengan serambi kurang lebih 1 meter dari depan,
panjang tiang serambi 2,2 meter dan ditanam 0,5 meter.
(1) Ujung kaso atas dengan gelandar diikat
satu per satu.
(2) Ujung kaso bawah + 20 Cm dari
belandar bawah diikat satu per satu.
(3) Penutup atap dengan welit disusun sebagai
berikut :
(a) Disusun dari bawah ke atas dengan jarak
0,04 - 0,10 meter.
(b) Menyambung kesamping dengan bertalipan 0,10
- 0,20 meter.
(c) Tiap welit diikat pada kasau dan paling
bawah dibalik.
(4) Bale-bale dipasang secara
memanjang/melintang dengan menggunakan pelupuk.
(5) Tinggi tiang bale-bale bagian depan 0,50
meter dan bagian belakang 0,55 meter.
(6) Jarak tiang bale-bale 1,0 meter.
(7) Antara tiang bale-bale depan dan belakang
diberi tiang tambahan dan belandar.
(8) Pembuatan Parit penguras. Di sekeliling barak harus dibuat parit
penguras, bekas galian parit yang digali tanahnya dapat dipakai mempertinggi
lantai barak, kemiringan lantai 1 : 20.

![]() |
|||
|

(a) Bahan yang
dibutuhkan.
i. Bambu
Bitung panjang efektif 6 M diameter 15 Cm.
ii. Bambu
Kaso panjang efektif 5 M diameter 7 Cm.
iii. Atap
atau Welit panjang 1 M Jarak welit 20 Cm.
iv. Bahan pengikat dan penutup ( Ijuk, Gedeg
).
(b) Kebutuhan
Bambu Bitung.
i. Jumlah
rangka = Jumlah petak + 1 = 3 + 1 = 4 rangka
ii. Bahan
Rangka :
- Tiang
Depan =
3,00 M,
- Tiang Belakang = 1,50 M
- Tiang Serambi = 2,50 M
- Tiang Bale Depan = 0,75 M
- Tiang Bale Tengah = 0,77 M
- Tiang Bale Belakang = 0,80 M
9,32 M
Jadi : 9,32X4=37,28
M
(c) Belandar :
i. Belandar Sengkuap = 3 X 12,00 =36,00 M
ii. Belandar Bale = 3 X 11,45 =34,35 M
=70,35 M
Jadi Kebutuhan Bambu Bitung
= 37,28 + 70,35
= 107,63 M = 108 M,
108 M/6 = 18 Batang
Keamanan 10 % = 18 + 1,8= 19,8 dibulatkan 20 Batang
Keamanan 10 % = 18 + 1,8= 19,8 dibulatkan 20 Batang
(d) Kebutuhan
Bambu Kaso :
- Kaso
Sengkuap = ( P. Bldr Sengkuap + 1) X 4,25 M
Jarak Kaso
= (12 + 1 ) X 4,25 M
0.5
= 25 X 4,25 = 106,25
M
- Kaso Serambi = (P. Bldr Skuap +
1) X 1,60 M
Jarak Kaso
= (12 + 1 )
X 1,60 M
0,5
= 25 X 1,60 = 40,00 M
- Kaso
Bale = (Pj. Bld Bale + 1) X
2,50 M
Jarak Kaso
= (11.45+1
X 2,50 M
0,5
= 23 X 2,50 = 57,50 M
Jadi Kebutuhan Bambu Kaso 106,25 + 40,00 + 57,50
= 203,75/204 M = 204 =
40,4 dibulatkan 41 Batang.
5
Keamanan 10 % = 41 + 4,1 = 45,1
dibulatkan 46 Batang
(e) Kebutuhan Atap / welit :
-
Atap Sengkuap= (Panj. Bldr Sengkuap) X (Panj. Kaso)
Panjang
Welit Jarak Welit
= (12,00) X ( 4,25 )
1,00 0,20
= 12 X 22 = 264 Lembar.
-
Atap Serambi = (Panj. Bldr
Sengkuap ) X (Panj Kaso)
Panj. Welit Jarak welit
= 12 X 8
= 96 Lembar.
Jadi
Kebutuhan Atap / Welit = 264 + 96 =360 Lembar.
Keamanan
10 % = 360 + 36 = 396 Lembar.
2) Barak.
a) Barak Tionghoa. Cara membuatnya sebagai berikut :
(1) Panjang barak disesuaikan dengan jumlah
penghuninya, jarak antar tiang 2 meter.
(2) Lebar kurang lebih 4 meter, dan tinggi 3
meter.
(3) Tiang ditanam kurang lebih 0,5 meter .
(4) Memasang kuda-kuda di atas tiang.
(5) Memasang belandar di atas kaki kuda-kuda.
(6) Memasang kaso dari kayu/ bambu dengan jarak
kurang lebih 50 Cm.
(7) Memasang atap welit/kajang.
(8) Memasang dinding/bilik bambu.
(9) Membuat parit keliling barak.
|

b) Barak biasa. Cara
membuatnya sebagai berikut :
(1) Panjang
barak kurang lebih 6 meter atau disesuaikan dengan penghuninya, jarak antar
tiang 3 meter.
(2) Lebar
kurang lebih 4 meter, tinggi tiang 3 meter dan ander 1 meter.
(3) Memasang tiang dengan belandar.
(4) Memasang
ander.
(5) Memasang
kaso dengan jarak kurang lebih 50 Cm
(6) Memasang
bale-bale dengan pelupuh.
(7) Memasang
atap dengan welit/ jerami/ alang-alang.
(8) Memasang
dinding/bilik dari bambu.
(9) Membuat
parit sekeliling barak.
SKK BEKAL AIR DAN LISTRIK
a. Target Kecakapan untuk masing-masing golongan Pramuka.
1) Pramuka Siaga. ( Tidak
diadakan).
2) Pramuka Penggalang.
a) Mengerti dan dapat mencari
sumber air bersih dan menentukan titik kebutuhan listrik.
b) Mengerti dan dapat membuat
penjernih air dan membuat sambungan seri dan paralel.
c) Mengerti dan dapat menentukan
Keasaman (PH) air secara sederhana dan mengukur tegangan listrik.
d) Mengerti
dan dapat membedakan sumber air dan sumber arus.
e) Mengerti
dan dapat menyiapkan instalasi air secara sederhana dan menyiapkan sarana
listrik untuk perkemahan.
3) Pramuka Penegak.
a) Memahami
dan mampu mencari sumber air bersih dan
menetukan titik kebutuhan listrik.
b) Memahami
dan mampu membuat penjernih air dan membuat sambungan seri dan paralel.
c) Memahami dan mampu menentukan
Keasaman (PH) air secara sederhana dan mengukur tegangan listrik.
d) Memahami dan mampu membedakan
sumber air dan sumber arus.
e) Memahami
dan mampu menyiapkan instalasi
air secara sederhana dan menyiapkan sarana listrik untuk perkemahan.
f) Telah melatih sekurang-kurangnya
seorang Pramuka Penggalang sehingga memperoleh TKK Bekal Air dan Listrik.
4) Pramuka Pandega.
a) Menguasai
dan mahir membuat sumber air bersih dan menetukan titik
kebutuhan listrik.
b) Menguasai dan mahir membuat
penjernih air dan membuat sambungan seri dan paralel.
c) Menguasai dan mahir menentukan Keasaman (PH) air secara sederhana dan mengukur tegangan
listrik.
d) Menguasai
dan mahir membedakan
sumber air dan sumber arus.
e) Menguasai dan mahir membuat instalasi air dan membuat sarana listrik
untuk perkemahan.
f) Telah melatih sekurang-kurangnya 2
(dua) orang Pramuka Penggalang dan 2 (dua) orang Pramuka Penegak sehingga memperoleh TKK Bekal
Air dan Listrik.
b. Pokok Bahasan.
1) Bekal Air.
a) Macam-macam
sumber air.
(1) Air permukaan.
(a) Rawa, Danau.
(b) Air sungai.
(c) Air Waduk.
(2) Air tanah.
(a) Mata Air.
(b) Sumur Artetis.
(c) Sumur Biasa.
(d) Sumur Bor.
b) Penyediaan sumber air tanah.
(1) Mata air.
(a) Merupakan sumber perbekalan air.
(b) Sediakan tempat penampungan.
(c) Cegah pengotoran.
![]() |
(2) Sumber Artetis.
(a) Sumur yang dibuat diatas saluran air
tanah.
(b) Semburan
tergantung pada tekanan air.
(c) Biasa
terdapat dipegunungan batu.
(3) Sumur
Biasa.
(a) Sebagian
besar digunakan penduduk.
(b) Perlu
perkuatan dinding agar tidak runtuh.
(c) Dapat
digunakan pompa air.

Gbr. Sumur Biasa.
(4) Sumur Bor.
(a) Pengeboran
dengan alat.
(b) Baik di
tanah yang kohesif (campuran tanah liat dan pasir).
![]() |
Gbr. Sumur Bor.
c) Menempatkan
alat peralatan pompa air.
(1) Pada air
yang dangkal.
(a) Gali
dasarnya.
(b) Bekas
galian isi koral.
(c) Tempatkan
saringan pada koral.
![]() |
Gbr. Menempatkan alat peralatan pompa air pada air yang
dangkal.
(2) Pada air
sungai.
![]() |
Gbr. Menempatkan alat peralatan pompa air pada air
sungai.
(3) Pada
waduk/ danau.
(a) Buat alat
pembantu apung
(b) Pasang
ujung pipa/ saringan pengisap di atas pengapung.
(c) Alat
pengapung dibuat dari balok dolken atau drum-drum.
![]() |
Gbr. Menempatkan alat peralatan pompa air pada waduk/
danau.
(4) Sungai
rembesan.
(a) Buat
parit-parit disepanjang sungai.
(b) Isi batu
koral biar tidak longsor.
![]() |
Gbr. Menempatkan alat peralatan pompa air pada sungai rembesan.
d) Mencari
sumber air.
(1) Pelajari
Peta.
(a) Kenali
lokasi tempatnya.
(b) Tentukan
sasaran (sungai, danau, mata air).
(c) Cari dan
cetak keterangan yang dapat dipercaya.
(2) Sasaran
Danau.
(a) catat
keadaan danau.
(b) Catat data
umum (luas, dalam, warna air, perkiraan debit).
(3) Sasaran
sungai.
(a) Catat data
sungai (lebar, dalam, deras air, dan debet air).
(b) Cata
jalan-jalan pendekat.
(c) Buat
denah.
e) Penjernihan
air.
(1) Bahan penjernih air.
(a) Bahan alam.
i. Pasir
beton.
ii. Ijuk.
iii. batu.
iv. Kerikil.
v. Batu
apung.
vi. Karang
aktif.
vii. Kain
kasa/ kapas.
viii. Bambu.
(b) Bahan
kimia.
i. Tawas.
ii. Kaporit.
iii. Garam
dapur.
iv. kapur
tohor.
v. Phenol
red.
vi. Ph
tablet.
vii. Kertas
indikator.
viii. Soda.
(2) Proses
pengendapan.
(a) Secara
alamiah.
i. Tidak
menggunakan bahan kimia.
ii. Mengendapkan
kotoran-kotoran.
iii. Waktu
relatif lama.
(b) Dengan
bahan kimia.
i. Hampir
sama dengan alamiah.
ii. Disini
proses pengendapan dipercepat dengan mencampur bahan kimia berupa tawas.
(c) Pengendapan
juga merupakan proses pendahuluan dalam penyaringan.
(3) Penyaringan.
(a) Penyaringan
dengan pasir lambat.
i. Tanpa
bahan pengawet.
ii. Dapat
menghilangkan sel-sel amuba.
(b) Penyaringan
dengan pasir cepat.
i. Cara ini
hampir sama dengan air lambat.
ii. Disini
diberi tekanan untuk mempercepat perembesan air.
iii. Biasanya
kurang baik.
(c) Beberapa cara saringan pasir lambat.
i Cara petak.
![]() |
Gbr. Cara petak.
ii. Cara langsung.
![]() |
|||
![]() |
Kak kok gambarnya ga bisa dibukak sih,tolong kak
BalasHapusgambarnya kok ilang kak.. tolong diperbaiki kak.. biar kita tau.. terimaasih kak.. blognya sangat mencerahkan..
BalasHapus